Saat itu memang tidak terlalu dingin karena sudah masuk musim Semi. Waktu menunjukkan pukul 22.00 waktu setempat. Cukup larut bagi saya untuk tiba di kota asing. Namun, menurut teman saya yang orang Italia, Venezia adalah kota yang relatif aman untuk turis bahkan di larut malam sekalipun. Ketika saya tiba masih banyak orang yang lalu lalang dan kebanyakan memang turis yang jalan-jalan menikmati Venezia waktu malam dengan pergi ke klub, restoran atau duduk-duduk di tepi dermaga.
Pagi hari saatnya menjelajahi kota Venezia. Saya mampir di kafe terdekat untuk menikmati sarapan khas orang Italia, yaitu sepotong Croissant dan secangkir capucino. Hati-hati memilih tempat makan di Venezia yang termasuk kota termahal di dunia, apalagi jika Anda adalah budget traveler. Coba lah memilih kafe yang tidak terlalu strategis tempatnya dengan pusat atraksi untuk turis. Harga sarapan saya saat itu 5 euro, tergolong tidak terlalu mahal untuk ukuran Venezia.
Kota ini yang luasnya 412 km2 ini hanya bisa dijelajahi dengan jalan kaki atau perahu. Bagi tamu dari luar kota yang membawa mobil, disediakan tempat parkir khusus di dekat terminal bus Piazzale Roma dengan tarif parkir sekitar 1€/ jam. Jadi, setelah menitipkan mobil di parkir khusus tersebut, para turis bisa jalan kaki memasuki kota Venezia.
Untuk transportasi, praktis semuanya via air. Jika kaki lelah, kita bisa menggunakan Vapporeto atau bus air untuk mencapai lokasi yang dituju. Tiketnya sekitar 6€ sekali jalan yang bisa dibeli di loket dekat dermaga bus air. Sistemnya seperti angkutan umum lain, jangan lupa untuk mengetahui di dermaga mana kita harus turun.
![]() |
Vapporeto - Bus Air |
Adalagi yang namanya Water Taxi. Transportasi ini lebih nyaman tentunya karena melayani secara khusus untuk Anda seperti taksi pada umumnya. Namun untuk naik trasportasi jenis ini Anda harus siap-siap dengan harga yang selangit, misalnya layanan water taxi dari airport ke hotel di Venezia tarif normalnya adalah 100€ sekali jalan. Bukan harga yang murah ya :)
![]() |
Halte bus |
Jangan lupa gondola yang menjadi khas kota ini. Namun, untuk menaiki perahu dan berkeliling kanal-kanal Venezia bak raja dan ratu anda harus merogoh kocek agak dalam yaitu 80€ / 40 menit. Selain akan mengayuh perahu untuk Anda, pendayung gondola juga akan menyanyikan lagu khas italia sesuai permintaan.
![]() |
Gondola |
Berkunjung ke Venezia tidak lengkap berkunjung ke San Marco Square yang megah. Bangunan yang luar biasa ini bisa dibilang satu-satunya yang besar dan megah di Venezia. Tidak bisa terelakan bahwa San Marco simbol pariwisata dari Venezia. Namun tentu saja masih banyak hal yang menjadi daya tarik dari kota yang berjuluk kota kanal ini. Yaitu festival-festival di Venezia yang telah menjadi bagian dari kebudayaan kota ini.
![]() |
Basilica San Marco |
Setelah lama tidak dirayakan, pemerintah Italia berusaha menghidupkan kembali karnaval ini pada tahun 1979 dengan maksud untuk membawa kembali sejarah dan kebudayaan Venezia. Saat ini, sekitar 3 juta pengunjung turis datang setiap hari untuk menyaksikan karnaval tersebut. Salah satu hal yang paling penting dari karnaval tersebut adalah pemilihan topeng terbaik pada minggu terakhir karnaval. Yang menjadi juri untuk pemilihan ini biasanya adalah desainer kenamaan dunia.
Sayangnya ketika saya berkunjung saat itu tidak bertepatan dengan karnaval yang telah diadakan pada bulan Februari lalu. Namun, toko dan penjual souvenir di Venezia masih banyak yang menjual topeng dan kostum. Harganya pun bervariasi, dari yang hanya 15€ sampai ratusan Euro. Topeng pun kini telah menjadi komoditi bagi Kota Venezia. Topeng Venesia dapat dibuat dalam kulit atau dengan teknik kaca asli. Topeng asli dibuat agak sederhana dalam desain dan dekorasi dan sering memiliki fungsi simbolis dan praktis. Sekarang ini, kebanyakan topeng dibuat dengan aplikasi gesso dan daun emas, semuanya di cat tangan dan mengunakan hiasan bulu alami dan permata. Namun, kebanyakan topeng yang dijual di toko-toko souvenir pada umumnya tidak terbuat dari bahan-bahan yang dipakai pada topeng asli.
![]() |
Venetian Mask Shop |
Selain karnaval ada La Biennale, sebuah festival kesenian yang dirayakan tiap tahun bernomor ganjil di venezia sejak tahun 1895. Hal yang ditampilkan dan dipromosikan adalah seni terbaik yang ada di Italia termasuk lukisan, patung, desain, film dan masih banyak lagi. Festival lain yang cukup populer adalah Venezia Festival Film yang merupakan festival film internasional yang bergengsi sekaligus tertua di dunia. Festival ini didirikan oleh Giuseppe Volpi pada tahun 1932 dengan nama "Esposizione Internazionale d'Arte Cinematografica" dan diadakan rutin setiap tahunnya di Lido, Venezia, Italia.
Pesona Venezia di Film Hollywood
Venezia adalah tempat yang cantik dan unik, sehingga digunakan puluhan bahkan mungkin ratusan judul film mengambil Venezia sebagai latar belakang film mereka. Sebut saja film klasik Othello (1952), film legendaris James bond “Moonraker” (1979), The Talented Mr. Ripley (1999), The Italian Job (2003), hingga film yang dibintangi oleh aktris Angelina Jolie dan aktor Johnny Depp yaitu The Tourist (2010).
![]() |
Hotel Danieli |
Digambarkan dalam film tersebut Elise (Jolie) dan Frank (Depp) bertemu dalam perjalanan kereta dari Paris ke Venezia. Setibanya di Venezia mereka menaiki water taxi dan berhenti tepat di di depan hotel lux tersebut. Hotel yang terletak di dekat San Marco Square dan The bridge of Sighs ini telah didirikan pada abad ke-14 dan telah terkenal sejak dulu sebagai hotel yang mewah dan romantis dengan dekorasi yang menampilkan hiasan hand-made dari kristal Murano khas asal Venezia, marmer, dan barang-barang antik yang cantik. Tentu saja biaya untuk semalamnya tidaklah murah. Anda harus siap merogoh kocek mulai US$719 atau sekitar Rp 8,7 juta per malam. Selain The Tourist, Moonraker (James Bond) juga menggunakan Hotel Danieli sebagai salah satu setting filmnya.
![]() |
Cafe Florian |
Menarik juga duduk di tempat yang pernah juga menjadi tempat nongkrong paling hits jaman orang-orang terkenal jaman dulu. Namun, siapkan budget untuk menikmati San Marco Square sambil menyeruput teh atau kopi di kafe yang juga berjuluk “High Price Café”. Harga secangkir kopi disana bisa mencapai 11 euro.
Kristal Murano yang lucu dan Muahal...
Venezia sendiri terdiri dari beberapa pulau kecil yang juga tak kalah uniknya. Misalnya saja Pulau Murano. Seandainya saya punya waktu lebih banyak di Venezia, saya pasti bisa ke pulau-pulau terdekat di Kota Venezia seperti Pulau Murano yang merupakan pulau tempat pengerajin Kristal Murano. Namun, saya hanya punya waktu satu hari untuk saat ini. Tapi tentu saja saya akan kembali suatu saat untuk menikmati indahnya romantika Venezia.
![]() |
Kristal Murano yang harganya selangit :) |
Imigran dan Venezia
Menyusuri labirin jalanan di Venezia memang sangat menarik. Namun, jika tidak teliti dengan jalanan, bisa jadi Anda akan tersesat karena jalanan tampak sama. Sepanjang mata memandang, jalanan dipenuhi dengan toko-toko yang menjual barang bermerek dan souvenir khas Venezia. Mata pencaharian penduduk 'kota air' ini kebanyakan berhubungan dengan pariwisata contohnya, sebagai pengerajin kerajinan tangan, pendayung gondola, penjual souvenir, pengelola restoran dan lain-lain. Pariwisata di kota Venezia sepertinya memang sudah menjadi industri yang dapat menghidupi para penduduknya. Venezia yang dikunjungi oleh sekitar 50.000 turis per hari itu tentu saja menjadi daya tarik sendiri para imigran para pencari kerja yang ingin mengadu peruntungan. Ada yang legal, namun banyak pula yang ilegal.
Apalagi dengan adanya revolusi di negara-negara Afrika Utara yang mengakibatkan gelombang imigran ke Italia semakin besar. Negara asal imigran tersebut misalnya berasal dari Tunisia, Maroko atau pun Aljazair. Jika mereka illegal, tentu agak sulit mendapatkan pekerjaan. Sepanjang perjalanan saya di Venezia, banyak sekali imigran asal afrika menjajakan tas-tas aspal bermerek (asli tapi palsu) untuk para turis yang lalu lalang di jalanan Venezia. Mereka memang membidik para turis apalagi turis mancanegara karena orang Italia sendiri jarang yang ingin membeli barang-barang aspal itu sendiri. Tentu saja tas aspal tersebut dijual dengan harga miring, namun kualitasnya siapa yang menjamin.
Selain dari Negara-negara Afrika, banyak juga saya jumpai imigran asal Bangladesh, India ataupun Cina. Rata-rata mereka disana berprofesi sebagai penjual souvenir atau buah di stal-stal sederhana di pinggir jalan.
Penginapan
Setelah berkeliling sebentar untuk meilihat keadaan di sekitar kota Venezia, saya kemudian menuju hotel saya yang kebetulan tidak berada di tengah kota. Saya memilih hotel di luar kota Venezia karena pada umumnya hotel di Venezia mahal sekali. Untuk mendapatkan hotel atau hostel yang bersih dan nyaman tidak murah seperti kota-kota wisata pada umumnya. Maka dari itu saya memilih hotel di luar Venezia. Ada dua kota yang berada bersebelahan dengan kota Venezia yaitu Marghera dan Maestre. Hotel saya terletak di Marghera, hanya membutuhkan 10 menit dengan bus dari Piazzale Roma ke Hotel saya (berhenti tepat di depan hotel). Bus yang saya tumpangi adalah nomor 6 dengan biaya sekitar 1.3 €.
Sebagai perbandingan harga, harga satu kamar di hotel bintang 2 di jantung kota Venezia bisa berkisar 50-80 €. Dengan catatan kamar mandi tidak berada di dalam. Jika Anda budget traveler, bisa juga memilih hostel dengan tipe dorm (satu kamar dengan tamu yang lain 4 – 6 orang) dengan biaya 18 – 30 €, namun kadang belum termasuk handuk, sprei bersih, locker dan lain-lain. Untuk fasilitas tersebut Anda harus menambah biaya sendiri sesuai kebutuhan.
Jika menginap di sekitar Venezia seperti di Marghera, kisaran hotel Bintang 3 antara 40-80€ untuk kamar double bed dengan kamar mandi dalam, handuk, dan sprei bersih. Dan kamar sekitar 14-18€ yang sudah lengkap seprei, selimut, locker, dan kamar mandi dalam juga Wi-Fi gratis di lobi hotel/hostel. Dan jangan kuatir mengenai transport dari Piazzale Roma ke Marghera, bus tersedia setiap 20 menit sebelum tengah malam dan setelah tengah malam pun bus masih ada setiap jam.
Tulisan ini pernah dipublikasikan di Harian Republika, tanggal 17 April 2012
0 comments :
Post a Comment